21 Agustus: Béda antarrépisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
m →‎Kajadian: Ngarapihkeun éjahan, replaced: eo → éo using AWB
Ilhambot (obrolan | kontribusi)
m →‎Kajadian: Ngarapihkeun éjahan, replaced: mere → méré (2)
Baris ka-12:
Perjalanan yang cukup jauh untuk mencapai Gua Jepang maupun Belanda pun tak terlalu terasa melelahkan, karena udara sejuk dan pemandangan asri yang disuguhkan. Gua Jepang maupun Gua Belanda merupakan salah satu hal yang disajikan di Tahura. Pengunjung dapat melihat langsung peninggalan semasa penjajahan Jepang dan Belanda tersebut, dan mendengarkan cerita dari pemandu wisata, tentang sejarahnya. Karena gelapnya gua, pengunjung pun harus menggunakan senter saat ingin memasukinya. Tapi, jika tak membawanya, beberapa orang pun menawarkan jasa penyewaan senter seharga 5.000 rupiah.
 
Jarang ditemuinya wisata sejarah seperti ini membuat pengunjung merasa puas. Seperti yang dirasakan séorang wisatawan asal jakarta. Sementara itu, 2 wisatawan asal Kota Bandung yang baru duduk di bangku SMA mengatakan, merasa merinding saat berada di dalam gua. Apalagi, setelah mendengar cerita tentang penyiksaan yang dulu dilakukan di dalam gua tersebut. Meski begitu, merekaméré ka merasa senang, dan menjadikan Tahura sebagai salah satu sarana wisata edukasi sejarah.
 
Melonjaknya pengunjung saat libur Lebaran pun membuat penghasilan para pedagang maupun jasa penyewaan kuda meningkat. Pedagang jagung misalnya. Selama masa libur lebaran, dalam sehari dirinya bisa menjual hingga seratus jagung.
Baris ka-18:
Hal serupa dirasakan penjual jasa sewa kuda. Menurut Ujang, setidaknya dalam sehari selama libur lebaran, ada 10 orang yang menyewa kudanya.
 
Selama masa libur lebaran ini, setidaknya dalam sehari terdapat 300 wisatawan yang mengunjungi Tahura. Merekaméré ka tak hanya bisa melihat Gua Jepang dan Belanda, tapi juga terdapat wisata lainnya seperti penangkaran rusa, penangkaran lebah, hingga air terjun, di Tahura.
 
Budi Hartati, Bandung TV.