Konten dihapus Konten ditambahkan
m ngarapihkeun éjahan
m ngarapihkeun éjahan
Baris ka-71:
 
Instrumen yang digunakan dalam kesenian buncis adalah 2 angklung indung, 2 angklung ambrug, angklung panempas, 2 angklung pancer, 1 angklung enclok. Kemudian 3 buah dogdog, terdiri dari 1 talingtit, panembal, dan badublag. Dalam perkembangannya kemudian ditambah dengan tarompet, kecrek, dan goong. Angklung buncis berlaras salendro dengan lagu vokal bisa berlaras madenda atau degung.
Lagu-lagu buncis di antaranya: Badud, Buncis, Renggong, Senggot, Jalantir, Jangjalik, Ela-ela, Mega Beureum. Sekarang lagu-lagu buncis telah menggunakan pula lagu-lagu dari gamelan, dengan penyanyipanyanyi yang tadinya laki-laki pemain angklung, kini oleh wanita khusus untuk menyanyi.
 
Dari beberapa jenis musik mambu di Jawa Barat (Angklung) di atas, adalah beberapa contoh saja tentang seni pertunjukan angklung, yang terdiri atas: Angklung Buncis ([[Priangan]]/Bandung), Angklung Badud (Priangan Timur/[[Ciamis]]), Angklung Bungko ([[Indramayu]]), Angklung Gubrag (Bogor), Angklung Ciusul ([[Banten]]), Angklung Dog dog Lojor (Sukabumi), Angklung Badeng ([[Malangbong]], Garut), dan Angklung Daeng yang identik dengan Angklung Nasional dengan tangga nada diatonis, yang dikembangkan sejak tahun [[1938]]. Angklung khas IndonesiaIndonésia ini berasal dari pengembangan angklung Sunda. Angklung Sunda yang bernada lima (salendro atau pelog) oleh [[Daeng Sutigna]] alias Si Etjle ([[1908]]—[[1984]]) diubah nadanya menjadi [[tangga nada]] Barat (solmisasi) sehingga dapat memainkan berbagai lagu lainnya. Hasil pengembangannya kemudian diajarkan ke siswa-siswa sekolah dan dimainkan secara orkestra besar.
-->==Sumber rujukan==
*[[Ganjar Kurnia]]. 2003. ''Deskripsi kesenian Jawa Barat''. Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat, Bandung.